Translate

Minggu, 13 April 2014

GITA WIRJAWAN, PRESIDEN INVESTASI


BIOGRAFI GITA WIRJAWAN

Gita Wirjawan, kelahiran Jakarta, 21 September 1965, saat ini berusia 48 tahun. Nama lengkapnya Gita Irawan Wirjawan, putra dari pasangan almarhum Wirjawan Djojosoegito dan Paula Warokka Wirjawan, almarhum ayahnya seorang profesor kedokteran di Jogja.  Garis keturunan Gita berasal dari keluarga santri, ningrat dan terdidik. Kakek Gita Wirjawan, Raden Ngabehi Hadji Minhadjurrahman Djojosoegito adalah ketua Muhammadiyah Cabang Purwokerto yang memiliki hubungan kekerabatan dengan KH. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur melalui isteri Rois Akbar yakni Mbah Hasyim Putri dan pendiri Nahdatul Ulama KH. Hasyim Ashari, leluhur Gita Wirjawan memiliki genitas dari keturunan pendiri Nahdatul Ulama sebuah organisasi keislaman terbesar di Indonesia, namun juga aktif dalam pergerakan organisasi keislaman lainnya yakni muhammadiyah, disisi yang lain ibunya Gita berasal dari daerah Remboken Kabupaten Minahasa Sulawesi Utara.  Keluarga Djojosoegito merupakan keluarga santri akan tetapi banyak melahirkan tokoh-tokoh intelektual.  Sosok Gita Wirjawan dapat dikatakan tokoh pemersatu dari kemajemukan bangsa Indonesia, ditengah krisis intoleransi dalam menyikapi perbedaan di bumi pertiwi.  Ketika pada usia 13 tahun Gita mengikuti orang tuanya, yang ditugasi ke Bangladesh sebagai wakil pemerintah Indonesia di Badan Kesehatan Dunia (WHO) dari Bangladesh, keluarga Wirjawan pindah lagi ke India tiga tahun berikutnya. 

Gita memiliki darah seniman, karena sejak kecil telah mulai memainkan alat musik. Sang ayah memintanya belajar piano klasik. Awalnya Gita tidak tertarik, tapi karena bakat seni mengalir di dalam darahnya, maka secara alami kegemaran akan instrumen musik menjadi dinikmatinya. Pada akhirnya Gita cakap sekali bermain gitar, biola, saksofon, hingga siter alat petik dalam musik Jawa. Dari semua alat musik yang bisa ia mainkan, gitar melodi adalah favoritnya.  Gita sangat mahir bermain musik, waktunya dihabiskan dengan banyak menekuni mata pelajaran musik dan olahraga. Hingga kuliah di Berkeley, Amerika Serikat, ia mengambil matematika dan musik sebagai mata pelajaran utama.  Pada tahun keempat di masa perkuliahan, ibunda Gita, khawatir dengan mata kuliah yang menjurus kealiran musik, kekhawatiran tersebut disebabkan bahwa lulusan sekolah musik tidak akan membuat anaknya mendapatkan pekerjaan yang layak. Sedemikian multitalentanya sosok Gita, maka pada tahun 1992, sekolahnya dialihkan ke mata kuliah administrasi bisnis, yang dia kebut dua tahun sampai menggondol gelar sarjana administrasi bisnis dari Kennedy School of Government, Harvard University, Amerika Serikat.  Setelah lulus, ia berkarier sebagai seorang bankir di Citibank.  Pada tanggal 17 April 1993, Gita Wirjawan menikah dengan Yasmin Stamboel, cucu pahlawan nasional Otto Iskandar Dinata, dari hasil pernikahannya Gita dikarunia 3 (tiga) orang anak yakni Gian Putra Wirjawan, Gibran Putra Wirjawan dan Gia Putri Wirjawan. 

Pada kurun waktu tahun 1999 sampai dengan tahun 2000, Gita berhasil menamatkan kuliah pasca sarjananya di Harvard, lalu bekerja di Goldman Sachs Singapura hingga tahun 2004. Goldman Sachs adalah sebuah bank yang didirikan oleh Marcus Goldman. Pada tahun 2005 ia pindah bekerja ke ST Telekomunikasi, Singapura. Di perusahaan tersebut, ia bekerja selama kurang lebih satu tahun sebelum akhirnya berlabuh ke JP Morgan Indonesia.  Dalam tugasnya sebagai Presiden direktur JP Morgan Indonesia, Gita menganalisis akan terjadinya resesi ekonomi di Amerika, yang pengaruhnya akan meluas ke seluruh dunia. Ia berusaha memberitahukan analisisnya tersebut kepada pemerintah, ekonom, serta kalangan pengusaha, namun tidak ada pihak yang mempercayainya, atas dasar estimasi tersebut, maka ia mendesign dengan mendirikan perusahaan investasi dengan mempersiapkan dan mengumpulkan dana untuk membeli saham-saham perusahaan yang diperkirakan akan jatuh terimbas krisis global nantinya.  Tahun 2008, Gita mewujudkan ambisinya untuk mundur dari JP Morgan dan mendirikan Ancora Capital. Perusahaan barunya ini berfokus pada investasi di sektor energi dan sumber daya alam. Ketegasannya dalam mengorganisir Ancora berbuah manis ketika hanya dalam hitungan bulan, perusahaan ini mengambil alih sebagian saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk, PT Bumi Resources Tbk, PT Multi Nitrat Kimia, beberapa perusahaan properti di Jakarta, dan sebuah perusahaan properti di Bali.  Ancora Capital telah berhasil menghimpun dana investasi (private equity fund) dari para investor asal Timur Tengah, Malaysia, dan Brunei yang mencapai 300 juta dollar AS. Private equity fund yang dibentuk Ancora Capital ini merupakan private equity fund pertama yang didirikan dan memenuhi ketentuan syariah (sharia-compliant private equity fund). 

Perjalanan karier Gita semakin meroket, Pada 11 November 2009, Gita bergabung dengan Kabinet Indonesia Bersatu jilid II sebagai Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM). Gita sukses membuktikan kepemimpinannya dengan meningkatnya realisasi investasi, dengan keberhasilannya menggandeng investor asing untuk menanamkan modalnya di negeri ini.  Atas dasar kesuksesannya meningkatan iklim investasi secara signifikan di Indonesia, Selanjutnya pada tahun 2011, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memposisikan Gita sebagai Menteri Perdagangan. Ketegasan Visi yang dimiliknya membuat Gita menerapkan kebijakan terkait produk-produk impor secara jelas, yakni kebijakan impor adalah kebijakan yang tidak serta merta menyebabkan ketergantungan dan perdagangan adalah fokus yang harus dikerjakannya demi kesejahteraan rakyat. Meski telah disibukkan oleh aktivitas pemerintahan dan bisnis yang begitu padat, Gita tetap meluangkan waktu untuk bermain musik dan golf yang sangat digemarinya. Gita menyenangi musik klasik, demi menunjang kegemarannya bermain musik maka ia mendirikan Omega Pacific Production. Selain memproduksi album jazz, Gita mengeluarkan album pop, seperti Tompi, Bali Lounge II, dan album Dewi Lestari. Gita juga mendirikan Ancora Golf, sebuah sekolah golf untuk mencetak para pegolf muda berbakat dengan fasilitas dan biaya hidup yang ditanggung oleh dirinya.

Kepedulian Gita terhadap pendidikan salah satunya terwujud dengan mendirikan Ancora Foundation, sebuah yayasan yang bergerak di bidang kemanusiaan khususnya pendidikan. mendirikan Ancora Foundation memfokuskan diri pada donasi pendidikan untuk pemuda Indonesia dengan membuat beberapa program beasiswa untuk bersekolah di beberapa universitas ternama di dalam dan luar negeri.

Orang tua Gita Wirjawan tentunya sangat berbangga, karena telah berhasil melahirkan keturunan yang brilian, saudara Gita Wirjawan lainnya, Dian Budiman Wirjawan adalah mantan Direktur Utama PT. Danareksa, Wibowo Suseno Wirjawan seorang direktur utama PT. Terminal Peti Kemas Koja dan mantan direktur utama PT. Jakarta International Container Terminal, serta Rianto Ahmadi Djojosoegito yang kini menjabat sebagai wakil presiden PT Alianz Life Indonesia.

Dalam suksesi kepemimpinan nasional di tahun 2014 ini, Gita berkeinginan untuk menunjukkan potensi dan kapasitasnya menjadi calon Presiden Republik Indonesia.  Sesuai aturan main di Republik ini, maka secara konstitusional calon presiden harus melalui jalur partai politik, demi memuluskan cita-citanya, maka dalam konvensi Partai Demokrat, Gita termasuk dari beberapa peserta yang mengikuti konvensi sebagai calon Presiden dari Partai Demokrat.  Gita memiliki pandangan bahwa pemimpin yang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah sosok pemimpin yang bisa membawa kesejahteraan rakyat Indonesia di tengah pusaran demokratisasi dan pluralisasi, ketika saat ini rakyat Indonesia berjumlah 250 juta maka sepantasnya sejumlah tersebut bukan hanya untuk memilih pemimpin namun bisa juga untuk dipilih sebagai pemimpin, karena semakin banyak yang layak menjadi pemimpin maka sebuah indikator majunya peradaban bangsa dan menunjukkan semangat demokrasi makin terpatri di jiwa bangsa Indonesia. 

Kerangka berpikir Gita tentang pemimpin Indonesia, seharusnya memiliki khasanah untuk mengapresiasi kearifan lokal menuju modernitas internasional, mengorbitkan Indonesia sebagai negara yang dapat menjembatani dua negara yang saat ini menjadi pilar ekonomi terbesar di dunia yakni Amerika Serikat dan China, menjadi defisit soft of power diantara negara-negara barat dan negara-negara Timur Tengah, dengan profesionalisme dapat mengintegrasi ilmu pengetahuan, teknologi, budaya dan ekonomi demi sebuah political order semangat Negara Kesatuan Republik Indonesia.  Gita Wirjawan memiliki strategi dalam menuju Indonesia jaya melalui catur moksa (empat cara keluar dari jurang keterpurukan bangsa) yakni 1) Penguatan dan pemerataan ekonomi demi kedaulatan perekonomian bangsa; 2) Reformasi di bidang politik, hukum dan strategi pemberantasan korupsi; 3) Peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi demi menjawab kebutuhan secara umum dan tantangan dunia kerja; 4) serta Memperbaiki dan memelihara kemajemukan bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar