Translate

Minggu, 13 April 2014

TOKOH POLITIK UZUR TAK LAYAK JADI PRESIDEN


POLITIK UZUR

Sebagian besar Rakyat Indonesia menyatakan bahwa tokoh-tokoh yang menguasai Indonesia saat ini tidak memberikan kontribusi nyata bagi kesejahteraan rakyat, kesejahteraan bisa didapat karena kerja keras rakyat bukan karena pemimpin bangsa, politikus saat ini yang menjadi penguasa partai politik yang berharap terpilih menjadi wakil rakyat dan pemimpin negara, sebenarnya dulunya mereka sama dalam satu gerbong kepartaian, sekarang mereka memilih berbeda warna, akankah misinya berbeda ataukah saling menjaga demi kepentingan mereka bukan Rakyat Indonesia.
     
Indonesia ibarat katak dalam tempurung, tidak memahami tentang begitu luasnya dunia, tidak memahami akan potensi yang dimilikinya, rakyat digiring dalam fenomena politik uzur, yang termakan usia dan sangat tua renta.  Rakyat dihadapkan pada sistem konstitusional yang akhirnya memunculkan politikus-politikus renta yang berambisi dan merasa masih memiliki kapasitas dan kapabilitas memimpin negeri ini dengan semangat perbaikan menuju Indonesia yang lebih bermartabat. Rakyat dipaksa untuk memilih dalam sebuah pilihan yang sangat tidak layak untuk diambil sebuah keputusan pilihan.  Republik ini didirikan dengan sebuah sistem, bahwa kekuasaan di tangan rakyat yang diimplementasikan dalam sebuah keterwakilan atas nama rakyat melalui sebuah lembaga yang dikenal dengan partai politik, partai politik ini yang kemudian menjadi dasar dalam mewarnai kepemimpinan di nusantara.  Rakyat Indonesia merupakan kedaulatan tertinggi, namun disisi lain Rakyat adalah sekumpulan manusia yang dengan keterbatasan sumberdaya yang dimilikinya masih terikut dalam perspektif materialis tokoh-tokoh politik yang dominan menyeruak disetiap attitude yang ditampilkan atas nama rakyat.

Hegemoni tokoh-tokoh politik senior yang berbeda performence namun merupakan satu mata rantai yang tidak akan pernah dipisahkan, membuat tidak sehatnya kehidupan berbangsa dan bernegara.  Politikus-politikus junior yang terlahir dari pengkaderan politikus senior semakin menerjalkan jalan kejayaan bangsa.  Sistem kenegaraan yang sangat sempurna sekalipun tidak akan pernah bisa membendung badai besar konspirasi pengamanan kepentingan rezim politik penguasa.  Tokoh-tokoh senior dan pemimpin-pemimpin partai politik secara faktual telah membuat sebuah skema pembagian kepentingan, prioritas kepentingan golongan ini lebih utama daripada kepentingan rakyat, karena dalam paradigma yang tertanam mengisyaratkan mengamankan plotting kepentingan membuat lebih fokus dalam menjalankan kehidupan bernegara.  Sinetron politik uzur telah menjadi ratting tertinggi baik di tingkat pusat maupun daerah, sebutlah Aburizal Bakrie, Wiranto, Prabowo Subianto, Surya Paloh, Akbar Tanjung, Jusuf Kalla, dan Megawati.  Di Tingkat daerah juga menampilkan calon calon kepala daerah yang telah renta.

Selayaknya sebagai manusia yang menyatakan dirinya memiliki jiwa kenegarawanan, sudah sepantasnya menyerahkan urusan bangsa dan negara kepada generasi muda yang tidak terkontaminasi dengan mata rantai berkarat yang telah terbangun selama ini.  Jangan pernah berpikir bahwa Indonesia tidak memiliki kader-kader yang layak meneruskan perjuangan bangsa, yang layak adalah bahwa politik uzur yang dipertontonkan oleh politikus wredatama segera dihentikan, jadilah veteran-veteran sejati yang mewarnai perpolitikan di negeri ini dengan petuah dan nasehat.

Hari ini sebuah kewajaran bila rakyat salah memilih pemimpin bangsa, hari ini sebuah kekurang ajaran bila politikus uzur masih menganggap dirinya layak untuk dipilih Memimpin Rakyat Indonesia.  DARI RAKYAT, OLEH RAKYAT DAN UNTUK RAKYAT, BUKAN UNTUK UZUR.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar